Pandemi ini belum selesai sempurna, masyarakat masih banyak yang terpapar virus ini. Namun kenyataan yang ada berbicara lain. Para penguasa negeri ini tetap bersikukuh untuk melangsungkan kebijakan new normal.
Sesungguhnya di tengah ketidakmampuan sistem kapitalisme neoliberal menyelamatkan manusia dari wabah dan diikuti krisis multidimensi yang akan terjadi pascawabah, seharusnya makin menyadarkan kaum muslimin bahwa saat ini kita membutuhkan sistem baru.
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) dan kios di Tanah Abang, Jakarta Pusat kembali menggelar lapak di saat pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menghadapi virus corona.
Di tengah pandemi covid-19 yang belum berkesudahan ini, berbagai sektor pun terkena dampaknya. Mulai dari sektor ekonomi, pariwisata, pangan, industri, kesehatan, transportasi, pendidikan, dan lain-lain.
Bisa saja terjadi krisis pangan seiring dengan perkembangan pandemi yang kian berlarut-larut. Yang tentu saja menyebabkan banyak kerugian secara kesehatan maupun ekonomi.
Sejumlah mahasiswa di berbagai daerah bersatu melakukan unjuk rasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin 22 Juni 2020 lalu.
Para ahli berpendapat bahwa penambahan kasus positif corona disebabkan karena adanya pelonggaran PSBB di tengah ketidaksiapan masyarakat. Belum lagi adanya wacana pemerintah yang memberlakukan adanya new normal atau kenormalan baru.
Demi mempersiapkan masyarakat menyambut new normal Kementerian Dalam Negeri mengadakan lomba inovasi daerah dalam penyiapan tatanan normal baru produktif dan aman covid-19.
Perusahaan besar Unilever mendeklarasikan dirinya mendukung L98T. Pernyataan tersebut diposting lewat akun Instagram Unilever Global pada Jum'at 19 Juni 2020.
Pemusnahan 1,2 ton telur ayam untuk bantuan sosial (Bansos) warga terdampak Covid-19 di Kabupaten Majalengka menuai polemik.
Partai penguasa membuat ulah dan telah memancing kemarahan rakyat. RUU HIP yang semula telah dirancang dan akan disahkan mendapat kritikan dahsyat dari masyarakat.
Momentum ibadah Ramadan telah berlalu, tetapi sebagai sebuah latihan penempaan diri, maka pasca Ramadan itulah uji tanding sebenarnya.
Sikap memaklumi dan membiarkan kehadiran negara hanya mewujudkan penurunan UKT di masa pandemi Covid-19 saja, sama halnya membiarkan berlangsungnya pendidikan sekuler yang mengamputasi potensi generasi khoiru ummah.
Masa kampanye Pilpres 2019 silam, Jokowi menjanjikan program kartu prakerja. Sesuai Perpres Nomor 36 Tahun 2020, kartu prakerja digalangkan dalam rangka program pelatihan dan pembinaan warga negara Indonesia yang belum memiliki keterampilan.
