
Harga saham perusahaan-perusahaan ritel juga merosot karena penjualan Black Friday tampaknya hanya mampu menarik pengunjung lebih kecil ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Cina pada hari Kamis mengancam akan membalas undang-undang AS yang mendukung pemrotes pro-demokrasi di Hong Kong dengan langkah-langkah potensial.
Sebagian ancaman itu adalah melarang para penyusun undang-undang memasuki wilayah Cina daratan, Hong Kong, dan Makau, tulis tabloid Global Times seperti dikutip oleh Reuters.
Jumat kemarin sebuah laporan Reuters mengutip dua sumber yang mengatakan pemerintah AS bisa memperluas upaya menghentikan lebih banyak pengiriman produk asing dengan teknologi AS ke Huawei Cina. AS frustrasi bahwa daftar hitam gagal untuk mengakhiri pasokan ke pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia itu.
Ketiga indeks utama Wall Street telah mencatat rekor tertinggi di awal pekan ini ketika harapan lebih tinggi atas kesepakatan perdagangan AS-Cina "fase satu" yang akan segera terjadi.
BACA JUGA:
- Cina Panggil Dubes AS Tuntut Pencabutan RUU Hong Kong
- TikTok Minta Maaf Karena Hapus Video Gadis AS yang Kritik Cina atas Kekerasan Muslim Uighur
Indeks Philadelphia Semiconductor yang sensitif terhadap perdagangan turun 1,1%. Data awal Refinitiv menunjukkan bahwa S&P naik 3,4% sementara Dow naik 3,7%, serta Nasdaq naik 4,5%. Itu adalah kenaikan bulanan terbesar untuk ketiga indeks utama sejak Juni.
Sayang kabar AS-China memberi "sedikit nada yang lebih lemah" ke pasar Jumat, kata Jack Janasiewicz, seorang manajer portofolio dan ahli strategi di Natixis Investment Managers Solutions di Boston.
Dow Jones Industrial Average turun 112,59 poin (-0,4%) menjadi 28.051,41. Indeks S&P 500 kehilangan 12,65 poin (-0,40%) menjadi 3.140,98. Adapun Nasdaq Composite turun 39,70 poin (-0,46%) menjadi 8.665,47.
Sektor ritel S&P 500 turun 0,8%, dengan Kohl's Corp turun 2,7% dan Gap turun 1,8%. Pengecer teratas Walmart Inc naik 0,3% sementara Costco turun 0,3% dan pengecer elektronik Best Buy Co Inc juga turun.
Facebook Conversations